Annieprecourt

Sebelumnya juga sempat beredar kabar, bahwa Xiaomi Redmi 4X hanya akan dirilis khusus untuk pasaran Indonesia. Akan tetapi, Xiaomi malah merilisnya di China dan menyusul ke negara lain.

Review Xiaomi Redmi 4X

Spesifikasi Xiaomi Redmi 4X

Desain Xiaomi Redmi 4X hampir sama dengan para pendahulunya, Xiaomi Redmi 3X. Hanya saja, pada beberapa bagian, Redmi 4X memiliki desain lebih cantik.

Desain dari keempat sudutnya lebih membulat dibanding pendahulunya yang terkesan begitu kotak. Begitu pula dengan tepian panel belakangnya yang didesain sedikit melengkung.

Pada sektor layar, Redmi 4X ini menggunakan layar IPS LCD berukuran standar 5 inch beresolusi HD 720 x 1280 pixels dengan kerapatan layar ~294 ppi.

Pada sektor dapur pacunya, ditenagai chipset Qualcomm MSM8940 Snapdragon 435. Processor Snapdragon 435 ini memiliki 8 inti core Cortex-A53 dengan kecepatan 1.4 GHz.

Selain itu, processor ini juga sudah mendukung jaringan X8 LTE yang sekaligus SoC pertama di seri 400 yang mendukung Cat. 7.

Untuk tampilan grafisnya, Redmi 4X dibekali dengan GPU Adreno 505. Sedangkan RAM dan storage memiliki 2 varian berbeda, diantaranya versi RAM 2 GB dengan storage 16 GB dan RAM 4 GB dengan storage 32 GB.

Pada sektor kamera, Xiaomi Redmi 4X telah dilengkapi kamera beresolusi 13 MP dengan aperture f/2.0 pada bagian belakang dan kamera depan untuk selfie beresolusi 5 MP. Kedua kameranya mampu merekam video hingga resolusi 1080p@30fps.

Harga Xiaomi Redmi 4X

Smartphone ini hadir dengan 3 varian warna berbeda, Champagne Gole, Cherry Pink dan Mate Black. Di China sendiri Redmi 4X dibander seharga Rp. 1.5 jutaan (versi RAM 2 GB dengan 16 GB). Sedangkan untuk RAM 3 GB dengan 32 GB seharga Rp. 2.2 jutaan.

Penjualan ponsel HTC sejak beberapa tahun terakhir memang tercatat kurang baik, mulai tergeser oleh rivalnya seperti Samsung, LG, Sony dan sejumlah produsen lainnya dari China.

Kendati ponsel Android One A9 dianggap cukup mendongkrak, tercatat pendapatan perusahaan turun sekitar 35 persen menjadi 121,68 dollar NTD. Padahal selama ini HTC dikenal sebagai pionir revolusi ponsel. Namun tak dipungkiri bahwa bisnis smartphone-nya sedang mengalami jatuh bangun.

"Menurut saya masalah terletak pada kompetisi. Perusahaan seperti Apple dan Xiaomi menghabiskan banyak uang untuk komunikasi dan pemasaran," ungkap Wang.

Dari situ tak dipungkiri apabila muncul pertanyaan mengenai kemungkinan HTC bakal keluar dari bisnis ponsel pintar di 2016.

Wang pun menjawabnya dengan diplomatis namun jelas. "Kami sekarang realistis. Smartphone memang penting, namun untuk menciptakan hal lebih canggih yang bisa terhubung seperti perangkat wearable dan headset VR adalah jauh lebih penting," tandas Wang.

Dengan kata lain, HTC tetap akan memproduksi ponsel pintar, namun pengembangan perangkat VR dijadikan perusahaan sebagai "the next big thing".

Headset VR Vive dari HTC dikembangkan oleh campur tangan perusahaan game Valve sebagai mitra perusahaan. Vive menawarkan sensasi video 360 derajat di dalamnya. HTC berharap Vive bisa membawa keuntungan besar bagi perusahaan dan mampu bersaing dengan sejumlah rival seperti Oculus dan Samsung Gear.

Annieprecourt

Kamis, 15 Juni 2017

Xiaomi Redmi Android

Produk HTC Smartphone